- Rencana Pemekaran Kabupaten Tompotika Masih Tunggu Regulasi Pusat
- 47 Atlet Korpri Sulteng Siap Berlaga di Pornas XVII Palembang
- Bangkep, Sigi, Tolitoli, dan Poso Diguncang Gempa Hari Ini
- Banyak Perusahaan Enggan Rekrut Gen Z, Kemnaker: Penyebabnya Karena Soft Skill Kurang
- Anak-anak PAUD Kunjungi Basarnas Palu, Belajar Mitigasi Bencana Sejak Dini
- Sampel Makanan Program MBG di Sulteng Diuji BPOM, Hasilnya Jadi Bahan Penyelidikan Dinkes
- Tanya Soal MBG, ID Pers Istana Reporter CNN Dicabut BPMI
- Kontingen Sulteng Disambut Ketua KONI Usai Torehkan 6 Medali di Ajang Pomnas XIX Jawa Tengah 2025
- Pengeluaran Warga Palu untuk Rokok Menurun di 2024
- DMI Sulteng Gelar Khitanan Massal, 150 Anak Dikhitan Gratis
SMPN 19 Palu dan SD Putra Kaili Permata Bangsa Resmi Jadi Sekolah Percontohan Trigatra Bangun Bahasa

Keterangan Gambar : Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Hafidz Muksin, menandatangani prasasti Trigatra Bangun Bahasa didampingi Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah Syarifuddin, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu Hardi, serta Kepala SMP Negeri 19 Kota Palu Abdul Rasyid, di halaman sekolah SMPN 19 Palu, Rabu (24/9/2025). (Foto: Bimaz/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu - Dua sekolah di Kota Palu, yakni SMP Negeri 19 dan SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa, ditetapkan sebagai sekolah model penerapan Trigatra Bangun Bahasa oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Rabu (24/9/2025).
Program ini menekankan tiga pilar utama, di antaranya mengutamakan Bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.
Baca Lainnya :
- Harga Lebih Murah, Warga Padati Pasar Tani Kota Palu
- BPN Sulteng Serahkan 21 Sertifikat Tanah, Targetkan Seluruh Aset Bersertifikat Elektronik pada 2026
- Palu Menari Festival 2025 Bukan Sekadar Tontonan, Tapi Dialog Tubuh dan Kebencanaan
- Penyelesaian Konflik Lahan di Palu, Tondo dan Talise Masuk Pemetaan Awal
- Karnaval TK di Palu Tampilkan Keberagaman Budaya dan Profesi
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Hafidz Muksin menjelaskan, implementasi Trigatra Bangun Bahasa dilakukan melalui mekanisme pendampingan berjenjang, mulai dari sosialisasi, pemantauan, pendampingan teknis, hingga evaluasi di setiap sekolah model.
“Pendampingan ini bukan hanya seremonial. Kami akan mendampingi sekolah dalam praktik penggunaan bahasa Indonesia yang baik di ruang publik, menjaga kelestarian bahasa daerah melalui muatan lokal, serta mendorong pembelajaran bahasa asing. Mekanisme ini akan terus dievaluasi agar sekolah dapat menjadi rujukan bagi satuan pendidikan lain,” terang Hafidz.
Lebih lanjut, Hafidz menjelaskan alasan pemilihan SMP Negeri 19 dan SD Putra Kaili Permata Bangsa. Ia menyebut, SMP Negeri 19 dipilih karena memiliki komunitas penutur bahasa daerah Kaili yang cukup kuat, sekaligus telah menunjukkan penerapan yang baik dalam pelestarian bahasa daerah. Selain itu, lokasinya strategis sehingga memudahkan Balai Bahasa melakukan pemantauan dan pendampingan.
Sementara itu, SD Putra Kaili Permata Bangsa dipilih karena sejak awal konsisten memasukkan muatan lokal Bahasa Kaili dalam kurikulumnya dan aktif melibatkan siswa dalam lomba serta kegiatan yang mendorong kebanggaan terhadap bahasa daerah.
“Kedua sekolah ini kami nilai punya komitmen dan praktik yang nyata. Di SMP Negeri 19, ada basis penutur Kaili dan penerapan yang sudah berjalan baik. Di SD Putra Kaili, muatan lokal bahasa daerah menjadi bagian penting pembelajaran. Ini membuat keduanya layak menjadi model sekolah Trigatra Bangun Bahasa,” jelas Hafidz.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah, Syarifuddin, menambahkan, pihaknya akan memastikan praktik kebahasaan diterapkan dengan konsisten di kedua sekolah model. Mulai dari penggunaan bahasa Indonesia yang benar pada papan pengumuman hingga aktivitas siswa dalam pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.
“Balai Bahasa akan mendampingi guru dan siswa, sehingga sekolah model ini benar-benar menjadi contoh bagi sekolah lain. Dengan begitu, bahasa Indonesia terjaga, bahasa daerah lestari, dan bahasa asing tetap dikuasai,” kata Syarifuddin.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Hardi, mengamini hal tersebut. Ia menilai Trigatra Bangun Bahasa sejalan dengan kebijakan daerah dalam memperkuat literasi dan pelestarian bahasa daerah.
“Kami mendukung penuh pendampingan dari Badan Bahasa dan Balai Bahasa. Program ini akan memperkuat komitmen sekolah-sekolah di Palu dalam menjaga bahasa Indonesia sekaligus melestarikan Bahasa Kaili yang kini terancam punah,” tutur Hardi.
Kepala SMP Negeri 19 Palu, Abdul Rasyid, berharap pencanangan Trigatra Bangun Bahasa menjadi momentum penting bagi generasi muda.
“Kami ingin siswa tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki karakter kuat, bangga dengan bahasa daerah, dan siap bersaing secara global dengan menguasai bahasa asing,” ujarnya.
Rangkaian agenda pencanangan Trigatra Bangun Bahasa yang dipimpin langsung oleh Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin bersama Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulteng, Syarifuddin, mencakup peninjauan sarana pembelajaran di sekolah model, dialog dengan guru dan siswa terkait penerapan bahasa, serta pemaparan program pendampingan berkelanjutan.
Sebagai penutup, dilakukan penandatanganan prasasti Trigatra Bangun Bahasa sebagai simbol komitmen bersama dalam menguatkan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing di lingkungan pendidikan Sulawesi Tengah. (Bim/Nl)
