- Pertemuan Pemprov Sulteng dan Pemkab Donggala Bahas Jalan Keluar Pembayaran Gaji 4.000 PPPK
- Program Berani Cerdas Sulteng Siap Buka Beasiswa S2 Tahun Depan
- Sensor Film Hadapi Tantangan Era Digital, LSF Dorong Revisi UU Perfilman
- Hujan Deras dan Angin Kencang Masih Akan Terjadi Sepekan ke Depan, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
- Sudah Diusulkan, Guru Tua Belum Juga Jadi Pahlawan Nasional
- Dua Spesialis Curanmor Ditangkap, Puluhan Motor Diamankan Polisi
- Pelaku Penganiayaan Berujung Maut di Palu Serahkan Diri ke Polisi
- Indeks Literasi Sulteng Naik Signifikan, Kini Masuk 20 Besar Nasional
- Marsinah hingga Soeharto, Nama-nama Ini Kini Resmi Jadi Pahlawan Nasional
- Sulawesi Tengah Masuk Daftar Provinsi dengan Bos Perempuan Terbanyak
Palu Peringati 21 Tahun Penembakan Pdt. Susianti Tinulele, Serukan Pesan Damai dan Toleransi

Keterangan Gambar : Warga Kota Palu memperingati 21 tahun penembakan terhadap Pendeta Susianti Tinulele, Jumat (18/7). (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu — Warga Kota Palu memperingati 21 tahun penembakan terhadap Pendeta Susianti Tinulele dengan serangkaian kegiatan yang berlangsung khidmat, Jumat (18/7).
Acara utama digelar di depan Monumen Rekonsiliasi, Gereja Effatha Palu, dan dihadiri unsur pemerintah serta tokoh lintas agama.
Baca Lainnya :
- Harga Beras Melonjak, Bulog Sulteng Pastikan Stok Aman hingga Tahun Depan
- Pemkot Palu dan Bulog Salurkan 4,4 Ton Beras Bantuan ke Warga Kelurahan Baru
- BMA Sulteng Siapkan Pelaksanaan Sanksi Adat Terhadap Gus Fuad Pleret
- Warga Keluhkan Dugaan Nepotisme dalam Penyaluran Bantuan UMKM di Palu
- Rp5, 2 Miliar Terancam Raib, Satgas Pasti Ungkap Praktik Impersonasi OMC di Palu
Peringatan yang rutin digelar setiap tahun itu terdiri atas tabur bunga di makam almarhumah pada pagi hari dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) pada malam harinya.
KKR dipimpin langsung oleh Pdt. Yandi Madombe, S.Th.
Ketua Jemaat Gereja Effatha Palu, Pdt. Deniys Montolu, menegaskan bahwa peringatan ini lebih dari sekadar rutinitas keagamaan, tetapi menjadi ruang refleksi atas pentingnya membangun kehidupan sosial yang damai dan penuh toleransi.
"Konflik di masa lalu adalah pelajaran berharga yang menguatkan iman dalam Kristus. Melalui peringatan ini, kita terus berkomitmen membangun hubungan sosial yang rukun dan damai, serta mempersiapkan generasi gereja yang teguh dan kuat dalam kasih," ujarnya.
Tragedi yang merenggut nyawa Pdt. Susianti Tinulele pada 2004 silam kini menjadi simbol perjuangan dalam pelayanan dan keberanian menghadapi situasi konflik.
Peringatan tahun ini kembali menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai damai, toleransi, dan persatuan di tengah masyarakat yang majemuk. (Rul)



.jpg)
.jpg)


.jpg)


