- Pertemuan Pemprov Sulteng dan Pemkab Donggala Bahas Jalan Keluar Pembayaran Gaji 4.000 PPPK
- Program Berani Cerdas Sulteng Siap Buka Beasiswa S2 Tahun Depan
- Sensor Film Hadapi Tantangan Era Digital, LSF Dorong Revisi UU Perfilman
- Hujan Deras dan Angin Kencang Masih Akan Terjadi Sepekan ke Depan, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
- Sudah Diusulkan, Guru Tua Belum Juga Jadi Pahlawan Nasional
- Dua Spesialis Curanmor Ditangkap, Puluhan Motor Diamankan Polisi
- Pelaku Penganiayaan Berujung Maut di Palu Serahkan Diri ke Polisi
- Indeks Literasi Sulteng Naik Signifikan, Kini Masuk 20 Besar Nasional
- Marsinah hingga Soeharto, Nama-nama Ini Kini Resmi Jadi Pahlawan Nasional
- Sulawesi Tengah Masuk Daftar Provinsi dengan Bos Perempuan Terbanyak
Unjuk Rasa Anti-Yahudi Dikecam Eropa dan Dunia
PARIS - Demo anti-Yahudi yang menyeruak di dunia mendapat kecaman dari negara besar di Eropa. Kecaman tersebut datang dari Jerman, Prancis dan Italia.
Melalui menteri luar negerinya, masing-masing negara mengutuk aksi unjuk rasa yang sering berujung dengan kericuhan dan tindak kekerasan.
"Hasutan, permusuhan, serangan terhadap orang-orang Yahudi tidak memiliki tempat di masyarakat kami," sebut pernyataan gabungan tiga Menlu tersebut, seperti dikutip dari DNA, Rabu (23/7/2014).
Tidak bisa dipungkiri sejak agresi Israel dilancarkan, protes besar terjadi di beberapa negara. Di Prancis, unjuk rasa kelompok Pro-Palestina diakhiri pembakaran di sejumlah objek di depan toko yang dimiliki warga Yahudi.
Bahkan di negara ini, akibat memanasnya kondisi di Gaza, ketegangan antara kelompok Pro-Palestina dan warga Yahudi di Prancis acap kali terjadi. Prancis sendiri merupakan negara dengan populasi warga Yahudi terbanyak di Eropa.
Tidak hanya di Prancis, kondisi di Gaza pun jauh lebih buruk. Akibat pertempuran Hamas-Israel jumlah korban, khususnya dari warga sipil Palestina mencapai hampir 600 orang.



.jpg)
.jpg)


.jpg)


