- Pertemuan Pemprov Sulteng dan Pemkab Donggala Bahas Jalan Keluar Pembayaran Gaji 4.000 PPPK
- Program Berani Cerdas Sulteng Siap Buka Beasiswa S2 Tahun Depan
- Sensor Film Hadapi Tantangan Era Digital, LSF Dorong Revisi UU Perfilman
- Hujan Deras dan Angin Kencang Masih Akan Terjadi Sepekan ke Depan, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
- Sudah Diusulkan, Guru Tua Belum Juga Jadi Pahlawan Nasional
- Dua Spesialis Curanmor Ditangkap, Puluhan Motor Diamankan Polisi
- Pelaku Penganiayaan Berujung Maut di Palu Serahkan Diri ke Polisi
- Indeks Literasi Sulteng Naik Signifikan, Kini Masuk 20 Besar Nasional
- Marsinah hingga Soeharto, Nama-nama Ini Kini Resmi Jadi Pahlawan Nasional
- Sulawesi Tengah Masuk Daftar Provinsi dengan Bos Perempuan Terbanyak
Masjid Raya Baitul Khairat Catat Dua Rekor MURI, Kubah dan Jam Analog Terbesar di Indonesia
.jpg)
Keterangan Gambar : Penyerahan sertifikat rekor MURI Masjid Raya Baitul Khairaat di kantor MURI Jakarta, pada Rabu (15/10/2025). (Foto: IST)
Likeindonesia.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mencatat sejarah baru di bidang infrastruktur keagamaan.
Pembangunan Masjid Raya Baitul Khairaat di Kota Palu resmi meraih dua rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas kubah dan menara jam analog terbesar di Indonesia.
Baca Lainnya :
- Atasi Lonjakan Pasien Pagi Hari, RSUD Anutapura Luncurkan Poliklinik Sore Eksekutif
- PBSI Buol Dukung Pembinaan Lapas Leok, Pesan Piala Karya Warga Binaan
- Masalah Lahan di Beberapa Wilayah Sulteng Mulai Terurai, Ini Kata Satgas PKA
- Bukan Palu, Bangkep dan Balut Jadi Daerah Paling Gemar Membaca di Sulteng
- Ahmad Ali Tetapkan Sulteng Sebagai Tuan Rumah Pertama Rakorwil PSI
Penyerahan sertifikat rekor MURI berlangsung di kantor MURI Jakarta, pada Rabu (15/10/2025).
Masjid yang dibangun sejak 23 Oktober 2023 itu memiliki kubah berdiameter 90 meter dan menara dengan jam analog berdiameter 19,3 meter.
Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut menjadi bukti kemegahan arsitektur religius di Sulawesi Tengah.
“Masjid Raya Baitul Khairat memiliki kubah terbesar di Indonesia dan menara jam analog terbesar di Indonesia. Ini kami tetapkan berdasarkan hasil verifikasi tim MURI,” ujar Yusuf Ngadri saat menyerahkan sertifikat kepada Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Cikasda) Sulteng, mewakili Gubernur Sulawesi Tengah.
Selain dua rekor tersebut, masjid yang akan rampung pada 15 November 2025 itu juga menyimpan berbagai makna filosofis.
Di antaranya, terdapat 99 ornamen jendela yang melambangkan 99 Asmaul Husna, menara kembar setinggi 66,66 meter yang merefleksikan 6.666 tema perintah dan larangan dalam Al-Qur’an, serta tinggi bangunan utama 30 meter yang menggambarkan 30 juz Al-Qur’an.
Penyerahan sertifikat sejatinya dijadwalkan berlangsung di aula Masjid Raya Baitul Khairat pada 20 Oktober mendatang.
Namun, karena proses serah terima bangunan baru dijadwalkan pada 15 November, maka prosesi penghargaan dilakukan lebih awal di kantor MURI Jakarta.
Kepala Dinas Cikasda Sulteng, Dr. Andi Ruly Djanggola, yang hadir mewakili Gubernur Sulawesi Tengah, menyampaikan bahwa pembangunan masjid tersebut merupakan hasil kerja lintas kepemimpinan daerah.
“Pembangunan Masjid Raya Baitul Khairat dimulai dari perencanaan pada masa Gubernur Longki Djanggola, dilanjutkan dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Rusdi Mastura, dan akan diteruskan pengelolaannya oleh Gubernur Anwar Hafid,” ujar Andi Ruly.
Ia menegaskan, tujuan utama pembangunan masjid bukan untuk mengejar rekor, melainkan menghadirkan rumah ibadah megah bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
“Tidak ada rencana membangun masjid ini untuk memperoleh rekor MURI. Pembangunan dilakukan sesuai desain. Penilaian dari MURI datang karena kubah dan menara jamnya memang terbesar di Indonesia,” jelasnya.
Filosofi angka 9 yang menjadi dasar desain kubah dan menara jam juga memiliki makna mendalam.
“Angka 9 terinspirasi dari surat ke-9 dalam Al-Qur’an, yaitu At-Taubah, yang berarti pengampunan. Harapannya, Masjid Raya Baitul Khairat menjadi rumah kebaikan, tempat memohon ampunan dan keberkahan bagi masyarakat Palu dan Sulawesi Tengah,” tutupnya. (Rul/Nl)



.jpg)
.jpg)


.jpg)


