- Pertemuan Pemprov Sulteng dan Pemkab Donggala Bahas Jalan Keluar Pembayaran Gaji 4.000 PPPK
- Program Berani Cerdas Sulteng Siap Buka Beasiswa S2 Tahun Depan
- Sensor Film Hadapi Tantangan Era Digital, LSF Dorong Revisi UU Perfilman
- Hujan Deras dan Angin Kencang Masih Akan Terjadi Sepekan ke Depan, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
- Sudah Diusulkan, Guru Tua Belum Juga Jadi Pahlawan Nasional
- Dua Spesialis Curanmor Ditangkap, Puluhan Motor Diamankan Polisi
- Pelaku Penganiayaan Berujung Maut di Palu Serahkan Diri ke Polisi
- Indeks Literasi Sulteng Naik Signifikan, Kini Masuk 20 Besar Nasional
- Marsinah hingga Soeharto, Nama-nama Ini Kini Resmi Jadi Pahlawan Nasional
- Sulawesi Tengah Masuk Daftar Provinsi dengan Bos Perempuan Terbanyak
Sakit Perut hingga Muntah Usai Konsumsi MBG, Sejumlah Siswa SDN Inpres Boyaoge Dilarikan ke RS

Keterangan Gambar : Sejumlah siswa SDN Inpres Boyaoge, Kota Palu, dilarikan ke Rumah Sakit Sis Al-Jufri Palu. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu - Sejumlah siswa SDN Inpres Boyaoge, Kota Palu, mengalami keluhan kesehatan setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (17/9) siang.
Enam siswa dilarikan ke Rumah Sakit Sis Al-Jufri Palu dengan gejala sakit perut, muntah, dan pusing.
Baca Lainnya :
- Tahun Depan, Warga Sulteng Bisa Terbang Langsung ke Cina, Korsel, hingga Eropa
- PMI Sulteng Gelar HUT ke-80, Dorong Gerakan #BeraniDonor
- Utamakan Warga, Komisi III DPRD Sulteng Pastikan Penyelesaian Konflik Agraria di Sulewana
- Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Butuh Pembebasan Lahan 10 Ribu Meter
- Fathur Razaq Anwar Terpilih Aklamasi Pimpin KONI Sulteng 2025–2029
Guru SDN Inpres Boyaoge, Warni, mengungkapkan keluhan mulai dirasakan setelah jam makan siang.
“Awalnya ini kan setelah makan, ada beberapa siswa yang mengeluh sakit perut. Kelas 4 yang paling banyak, kelas 3 ada beberapa orang,” jelasnya.
Ia menambahkan, MBG dibagikan kepada semua kelas, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.
“Yang dibawa kemari tadi ada 6, tapi dua sudah pulang. Kalau kelas 1-3 kami jam 10 sudah dibagikan, tapi kelas atas sekitar jam setengah 12,” kata Warni.
Salah satu orang tua siswa, Nannita, mengaku khawatir dengan kejadian tersebut.
Menurutnya, distribusi makanan tambahan untuk anak sekolah harus melalui pemeriksaan ketat.
“Kalau menurut saya MBG itu harus banyak ketelitian meneliti semua makanan yang disalurkan ke anak-anak. Syukur anak saya tidak kenapa-kenapa, kalau kenapa-kenapa siapa yang mau menanggung,” ujarnya.
Ia juga menilai perlu ada pengawasan rutin sebelum makanan dibagikan.
“Alangkah bagusnya makanan bantuan ini harus ada tim pemeriksanya setiap hari. Karena yang mengonsumsi ini anak-anak, jadi harus ada uji kelayakan dan keamanan,” tambahnya.
Direktur RS Sis Al-Jufri Palu, dr. Magfirah Al’amri, membenarkan ada enam siswa yang masuk ke instalasi gawat darurat dengan keluhan serupa.
“Pasien masuk ke UGD sekitar jam 14.00 - 15.00 Wita. Terkonfirmasi ada 6 pasien dari sekolah yang sama, dengan gejala hampir sama,” jelasnya.
“Gejalanya rata-rata nyeri perut setelah makan, kemudian muntah, ada yang sakit kepala. Dari proses anamnesis, ada pasien yang mengalami 15 menit setelah makan, ada juga yang sampai 1 jam,” kata Magfirah.
Ia menambahkan, penanganan diberikan berupa infus untuk mencegah dehidrasi serta obat-obatan untuk meredakan sakit perut.
Dua pasien menolak rawat inap meski sempat mendapat perawatan awal, sementara 4 lainnya dirawat.
Sementara itu, pihak Badan Gizi Nasional bersama Dinas Kesehatan Kota Palu langsung mendatangi rumah sakit untuk melakukan koordinasi dengan dokter dan orang tua siswa.
Mereka juga melakukan penelusuran untuk memastikan penyebab pasti keluhan kesehatan para siswa tersebut. (Rul/Nl)



.jpg)
.jpg)


.jpg)


