- Sidak di Pasar Palu, Harga Beras Stabil Rp14–15 Ribu per Kilogram
- Mobil Tertimpa Pohon Tumbang di Jalan Sisingamangaraja, Beruntung Pengemudi Selamat
- Sakit Perut hingga Muntah Usai Konsumsi MBG, Sejumlah Siswa SDN Inpres Boyaoge Dilarikan ke RS
- Diduga Keracunan Akibat MBG, Ratusan Siswa di Bangkep Dilarikan ke RS
- Ahmad Ali Minta Warga Ingatkan Janji Kampanye yang Belum Terpenuhi
- Tahun Depan, Warga Sulteng Bisa Terbang Langsung ke Cina, Korsel, hingga Eropa
- PMI Sulteng Gelar HUT ke-80, Dorong Gerakan #BeraniDonor
- Utamakan Warga, Komisi III DPRD Sulteng Pastikan Penyelesaian Konflik Agraria di Sulewana
- BPBD Sulteng Imbau Warga Waspada Hujan dan Angin Kencang Hingga April 2026
- Kasus Kuota Haji 2024, Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang Kuota Haji ke KPK
Banjir Rendam Belasan Rumah dan Kos-kosan di Tondo, Warga Keluhkan Drainase

Keterangan Gambar : Banjir melanda kawasan Tondo, Kecamatan Mantikulore. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu – Hujan deras yang mengguyur Kota Palu pada Senin (25/8) malam mengakibatkan banjir melanda kawasan Tondo, Kecamatan Mantikulore.
Air bercampur lumpur merendam belasan rumah dan rumah kos yang berada di belakang Kampus Universitas Tadulako (Untad) Palu.
Baca Lainnya :
- Kontingen POPDA Kota Palu Dilepas Menuju Tingkat Provinsi
- Palu Kembali Raih Penghargaan Kota Layak Anak Kategori Pratama
- Lewat BERANI BA GAS, Fathur Razaq Hidupkan Kembali Hutan Kota Kaombona
- Ratusan Mahasiswa Kota Palu Gelar Aksi di Depan DPRD, Soroti Pajak dan Tingginya Gaji Dewan
- Swiss-Belhotel Silae Palu Dukung UMKM dan Kelompok Rentan Lewat Program Jumat Berbagi
Pemilik rumah kos, Dolphin Simatupang, mengatakan banjir datang secara tiba-tiba sekitar pukul 19.00 WITA.
Arus air yang deras membuat sebagian penghuni kos tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya.
“Kejadiannya itu hampir jam 7 tadi malam, diawali hujan begitu deras di daerah kami Tondo, lalu kemudian itu air tiba-tiba datang begitu, langsung menerjang semua kos-kosan kami dan rumah kami. Jadi anak-anak kos yang ada di sini ya kami masih bisa menyelamatkan barang-barangnya, tapi anak kos yang ada di kampus sama sekali tidak bisa kami selamatkan,” ujarnya kepada media ini diwawancarai Selasa (26/8) pagi.
Dolphin menuturkan, banjir sudah menjadi peristiwa tahunan di kawasan tersebut, namun kali ini dirasakan lebih besar dibanding sebelumnya.
“Memang ini setiap tahun ada banjir-banjir, pokoknya kalau ada hujan deras selalu ada banjir, cuman kali ini memang betul-betul luar biasa banjirnya. Jadi menurut saya, ini sebelumnya dua tahun lalu pernah di Huntap Budha Tsu Chi banjir besar sekali, saya dengar informasi pihak PU sudah membuat drainase. Jadi menurut saya barangkali karena sekarang itu Budha Tsu Chi sudah aman dari banjir, mungkin curahan air itu larilah ke arah utara sehingga mengarah ke daerah kami. Saya mengharapkan saya pikir pemerintah juga boleh memperhatikan karena ini sifatnya bencana alam,” katanya.
Hal senada diungkapkan Masrin, salah seorang penghuni kos yang terdampak.
Ia menyebut banjir kali ini merupakan kejadian kedua yang dialaminya.
“Banjir ini merupakan kali kedua bagi saya yang sudah saya rasa, dan juga cukup besar, dari arah belakang itu yang dampaknya bagi kami semua. Apalagi di dalam kamar kos itu banyak teman-teman yang sedang berada di luar dan tentunya banyak barang-barang dan berkas penting, sehingga saya rasa hal ini juga harus mendapatkan penanganan penting baik pemerintah dan lain sebagainya, untuk memberikan solusi dalam permasalahan ini,” tutur Masrin.
Hingga Selasa pagi, warga masih bergotong royong membersihkan lumpur yang menggenangi rumah dan kos.
Mereka berharap pemerintah segera memberikan solusi, terutama penanganan sistem drainase, agar banjir tidak terus berulang setiap kali hujan deras melanda kawasan tersebut. (Rul/Nl)
