- Sidak di Pasar Palu, Harga Beras Stabil Rp14–15 Ribu per Kilogram
- Mobil Tertimpa Pohon Tumbang di Jalan Sisingamangaraja, Beruntung Pengemudi Selamat
- Sakit Perut hingga Muntah Usai Konsumsi MBG, Sejumlah Siswa SDN Inpres Boyaoge Dilarikan ke RS
- Diduga Keracunan Akibat MBG, Ratusan Siswa di Bangkep Dilarikan ke RS
- Ahmad Ali Minta Warga Ingatkan Janji Kampanye yang Belum Terpenuhi
- Tahun Depan, Warga Sulteng Bisa Terbang Langsung ke Cina, Korsel, hingga Eropa
- PMI Sulteng Gelar HUT ke-80, Dorong Gerakan #BeraniDonor
- Utamakan Warga, Komisi III DPRD Sulteng Pastikan Penyelesaian Konflik Agraria di Sulewana
- BPBD Sulteng Imbau Warga Waspada Hujan dan Angin Kencang Hingga April 2026
- Kasus Kuota Haji 2024, Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang Kuota Haji ke KPK
Gubernur Pasang Target Inflasi Sulteng Turun di Bawah 3,5 Persen dalam Tiga Bulan

Keterangan Gambar : Gubernur Sulteng, Anwar Hafid melakukan rapat Koordinasi TPID bersama seluruh kabupaten/kota, Rabu (3/9/2025), di ruang Polibu Kantor Gubernur. (Foto: Ist)
Likeindonesia.com, PALU - Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, memasang target ambisius, yakni dalam tiga bulan ke depan inflasi Sulteng harus ditekan di bawah 3,5 persen.
Tekad itu ia sampaikan saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama seluruh kabupaten/kota, Rabu (3/9/2025), di ruang Polibu Kantor Gubernur.
Baca Lainnya :
- Siswa SMK di Palu Ubah Motor BBM Jadi Listrik, Pertama di Sulteng
- Akses Jalan Bertahun-tahun Rusak, Warga Uematopa Touna Keluhkan Dampak ke Ekonomi hingga Listrik
- Gempa 4,8 SR Guncang Parigi Moutong, Terasa Hingga Palu dan Poso
- Kebakaran Hanguskan Tiga Petak Rumah Warga di Jalan Samratulangi Palu
- Kanwil Ditjenpas Sulteng Dorong Kemandirian Klien Pemasyarakatan Lewat Pelatihan UMKM
Inflasi Sulteng per Agustus tercatat 3,62 persen year-on-year, masuk 10 besar provinsi dengan inflasi tertinggi nasional.
Tiga daerah penyumbang terbesar di Sulteng ialah Tolitoli sebesar 5,70 persen, Morowali 5,69 persen, dan Banggai 4,66 persen.
"Kita tidak bisa hanya bicara konsep. Yang dibutuhkan masyarakat adalah tindakan nyata agar harga tetap terkendali," tegasnya.
Anwar menyoroti beras sebagai pemicu utama inflasi dan mendorong gerakan pasar murah yang lebih masif hingga desa-desa dengan melibatkan Bulog, TNI-Polri, kepala desa, dan camat.
Sinergi tersebut, kata dia adalah tindakan mutlak agar harga bisa kembali stabil.
“Kalau semua bergerak bersama, saya yakin inflasi bisa kita tekan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BI Sulteng, Muhammad Irfan Sukarna, menambahkan persoalan inflasi juga dipicu distribusi beras dari daerah produsen yang lebih banyak keluar provinsi, sementara pasokan dalam daerah tidak tercukupi.
Padahal, menurut BPS, Sulteng masih mencatat surplus 58 ribu ton beras.
"Otoritas harus hadir di pasar. Masyarakat harus yakin pemerintah menjaga harga tetap stabil. Ekspektasi positif ini akan membantu menahan laju inflasi," pungkasnya. (Bim/Nl)
