- Sidak di Pasar Palu, Harga Beras Stabil Rp14–15 Ribu per Kilogram
- Mobil Tertimpa Pohon Tumbang di Jalan Sisingamangaraja, Beruntung Pengemudi Selamat
- Sakit Perut hingga Muntah Usai Konsumsi MBG, Sejumlah Siswa SDN Inpres Boyaoge Dilarikan ke RS
- Diduga Keracunan Akibat MBG, Ratusan Siswa di Bangkep Dilarikan ke RS
- Ahmad Ali Minta Warga Ingatkan Janji Kampanye yang Belum Terpenuhi
- Tahun Depan, Warga Sulteng Bisa Terbang Langsung ke Cina, Korsel, hingga Eropa
- PMI Sulteng Gelar HUT ke-80, Dorong Gerakan #BeraniDonor
- Utamakan Warga, Komisi III DPRD Sulteng Pastikan Penyelesaian Konflik Agraria di Sulewana
- BPBD Sulteng Imbau Warga Waspada Hujan dan Angin Kencang Hingga April 2026
- Kasus Kuota Haji 2024, Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang Kuota Haji ke KPK
Viral Video Bunyi Alat Diduga Peringatan Gempa Ternyata Salah, BMKG Beri Klarifikasi

Keterangan Gambar : Kepala Stasiun Geofisika BMKG Palu, Sujabar. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu – Sebuah video yang merekam suara alat dan diklaim sebagai peringatan dini gempa bumi menghebohkan warga Kelurahan Buluri, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (31/7) pagi.
Dalam video yang sempat viral di media sosial dan beredar melalui pesan berantai WhatsApp itu, seseorang menjelaskan bahwa alat intensitimeter di kantor kelurahan setempat berbunyi, dan menyebutkan adanya potensi gempa.
Baca Lainnya :
- Sosialisasi Empat Pilar di Palu, Longki: Generasi Muda Garda Depan Bangsa
- Razia Gabungan di Rutan Palu, Sejumlah Barang Terlarang Diamankan
- Ratusan Mahasiswa Baru FISIP Untad Jalani PKKMB, Adaptasi dan Literasi Jadi Fokus
- Residivis Curanmor Palu Kembali Beraksi, Ditangkap Saat Jual Motor Curian
- Lapas dan Rutan di Sulteng Kini Miliki Tenaga Medis Baru, Akses Kesehatan Warga Binaan Diperkuat
Video tersebut menimbulkan kepanikan, sebab warga mengira bunyi alat itu adalah peringatan dini gempa dari BMKG.
Namun setelah ditelusuri, informasi itu keliru.
Suara tersebut bukan berasal dari alat deteksi gempa, melainkan dari Uninterruptible Power Supply (UPS) yang mengalami kerusakan.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Palu, Sujabar, membenarkan bahwa pihaknya menerima laporan soal kejadian tersebut dan telah mengirim tim ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
“Tadi pagi ada kejadian yang heboh di Kelurahan Buluri. Setelah kami cek dan turunkan tim ke sana, ternyata itu bukan kesalahan alat deteksi gempa, tapi karena UPS yang mendukung operasional alat tersebut mengeluarkan bunyi cukup lama karena mengalami keausan,” jelas Sujabar.
Kepanikan warga, kata Sujabar, muncul akibat ketidaktahuan terhadap fungsi dan cara kerja alat deteksi gempa tersebut.
“Karena ketidakpahaman masyarakat di situ, jadi seolah-olah alat kita mendeteksi suatu gempa, padahal itu hanya karena indikator UPS,” tambahnya.
Sujabar menjelaskan bahwa alat yang terpasang adalah intensitimeter, yaitu perangkat yang mengukur kekuatan gempa berdasarkan skala intensitas MMI (Modified Mercalli Intensity).
Alat ini memang bisa mengeluarkan suara berupa informasi kekuatan gempa, tetapi hanya jika memang terjadi gempa dan telah tercatat oleh sistem.
Lebih lanjut, BMKG menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kapan gempa akan terjadi secara pasti.
Yang bisa dilakukan hanyalah pemetaan potensi berdasarkan sumber-sumber gempa yang telah teridentifikasi.
“Kalau lokasi, episenternya, potensi kekuatannya, itu bisa kita ketahui dengan perhitungan. Tapi waktunya, kapan gempa terjadi, belum bisa kita prediksi,” jelasnya.
BMKG mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi yang belum diverifikasi, terutama terkait bencana.
Informasi resmi akan selalu disampaikan BMKG melalui kanal resmi sesaat setelah dilakukan analisa terhadap aktivitas seismik.
“Kalau ada kejadian gempa, pasti ada informasi dari BMKG. Setelah kita analisa, langsung kita sebarluaskan ke semua media yang ada,” ujar Sujabar.
Penyebar video yang sempat viral tersebut juga telah memberikan klarifikasi.
Sementara itu, BMKG telah melakukan edukasi langsung kepada warga Kelurahan Buluri untuk menjelaskan cara kerja alat intensitimeter dan membedakan bunyi sistem dengan peringatan gempa sebenarnya. (Rul)
