- Sidak di Pasar Palu, Harga Beras Stabil Rp14–15 Ribu per Kilogram
- Mobil Tertimpa Pohon Tumbang di Jalan Sisingamangaraja, Beruntung Pengemudi Selamat
- Sakit Perut hingga Muntah Usai Konsumsi MBG, Sejumlah Siswa SDN Inpres Boyaoge Dilarikan ke RS
- Diduga Keracunan Akibat MBG, Ratusan Siswa di Bangkep Dilarikan ke RS
- Ahmad Ali Minta Warga Ingatkan Janji Kampanye yang Belum Terpenuhi
- Tahun Depan, Warga Sulteng Bisa Terbang Langsung ke Cina, Korsel, hingga Eropa
- PMI Sulteng Gelar HUT ke-80, Dorong Gerakan #BeraniDonor
- Utamakan Warga, Komisi III DPRD Sulteng Pastikan Penyelesaian Konflik Agraria di Sulewana
- BPBD Sulteng Imbau Warga Waspada Hujan dan Angin Kencang Hingga April 2026
- Kasus Kuota Haji 2024, Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang Kuota Haji ke KPK
60 Karya Jurnalis Dipamerkan di Palu, Angkat Semangat Bangkit dari Bencana

Keterangan Gambar : Ketua PFI Palu, Muhammad Rifki. (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu – Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu menggelar pameran foto jurnalistik bertajuk Asa di Atas Patahan di Palu Grand Mall, Senin (15/9) malam.
Sebanyak 60 karya dipamerkan, hasil kurasi dari 400 foto yang dikirimkan pewarta foto, baik dari Palu, berbagai daerah di Indonesia, hingga seorang fotografer asal Malaysia.
Baca Lainnya :
- Rasera Project: Aksi Siswa SMA 5 Palu Jadi Kritik Keras Pendidikan di Sulteng
- YAMMI Desak Polda Sulteng Transparan dalam Kasus Dugaan Pemalsuan Dokumen PT BDW
- Komisi IV DPRD Sulteng Angkat Bicara Soal Dugaan Penyalahgunaan Dana BOS di SMAN 5 Palu
- Siswa SMAN 5 Palu Protes Dana BOS, Tuntut Transparansi Anggaran
- Meriah, Warga Talise Arak Pohon Telur pada Peringatan Maulid Nabi
Ketua PFI Palu, Muhammad Rifki, menjelaskan bahwa tema pameran tahun ini dipilih karena Palu berada di wilayah sesar aktif.
“Tahun ini kami mengambil tema ‘Asa di atas patahan’, karena wilayah Palu dan sekitarnya masih masuk wilayah sesar aktif. Jadi hampir setiap hari gempa. Tema ini kami ambil bagaimana masyarakat masih bertahan di atas patahan,” kata Rifki.
Ia menambahkan, seluruh karya yang dipamerkan tidak menonjolkan kesedihan.
Sebaliknya, foto-foto tersebut dipilih karena menggambarkan ketangguhan, kebangkitan, dan semangat hidup warga Kota Palu pascabencana.
“Kalau melihat dari foto-foto ini semua tidak ada foto yang berkaitan dengan kesedihan. Semua foto menyimbolkan ketangguhan, kebangkitan, dan semangat hidup meskipun kita berada di atas patahan,” ujarnya.
Rifki juga menjelaskan alasan memilih pusat perbelanjaan sebagai lokasi pameran.
Menurutnya, selain ramai pengunjung, bangunan tersebut merupakan salah satu yang terdampak bencana.
Salah seorang pengunjung, Putra Tonang, mengaku terkesan dengan pameran ini.
Ia menilai foto-foto yang dipamerkan justru memberikan semangat baru bagi masyarakat Palu.
“Menurut saya dengan adanya pameran foto ini tentu saja untuk lebih menguatkan kita dengan hastag #Palubangkit, dan #Palukuat. Bukan untuk membuat kita sedih lagi, tapi entah mengapa membuat kita lebih bangkit,” ujar Putra.
Ia juga menyebut karya yang dipamerkan tidak hanya menyajikan kondisi saat bencana, tetapi juga membangkitkan empati.
Selain pameran, PFI Palu juga menggelar diskusi foto jurnalistik sebagai ruang refleksi bagi pewarta.
Diskusi ini menekankan pentingnya menjaga empati dan martabat subjek dalam setiap karya foto.
