- Sidak di Pasar Palu, Harga Beras Stabil Rp14–15 Ribu per Kilogram
- Mobil Tertimpa Pohon Tumbang di Jalan Sisingamangaraja, Beruntung Pengemudi Selamat
- Sakit Perut hingga Muntah Usai Konsumsi MBG, Sejumlah Siswa SDN Inpres Boyaoge Dilarikan ke RS
- Diduga Keracunan Akibat MBG, Ratusan Siswa di Bangkep Dilarikan ke RS
- Ahmad Ali Minta Warga Ingatkan Janji Kampanye yang Belum Terpenuhi
- Tahun Depan, Warga Sulteng Bisa Terbang Langsung ke Cina, Korsel, hingga Eropa
- PMI Sulteng Gelar HUT ke-80, Dorong Gerakan #BeraniDonor
- Utamakan Warga, Komisi III DPRD Sulteng Pastikan Penyelesaian Konflik Agraria di Sulewana
- BPBD Sulteng Imbau Warga Waspada Hujan dan Angin Kencang Hingga April 2026
- Kasus Kuota Haji 2024, Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang Kuota Haji ke KPK
Tradisi Rebutan Pohon Telur Meriahkan Maulid Nabi di Pasar Masomba
.jpg)
Keterangan Gambar : Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Pasar Masomba, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Senin (8/9/2025). (Foto: Syahrul/Likeindonesia.com)
Likeindonesia.com, Palu – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Pasar Masomba, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Senin (8/9/2025), berlangsung meriah dengan tradisi rebutan isi pohon telur.
Pantauan di lokasi, puluhan pohon telur yang dihiasi aneka warna berjejer di depan kios pedagang.
Baca Lainnya :
- Pajak Warung Tradisional di Palu Direvisi, Pedagang Harap Berlaku Merata
- Pemkot Palu Bakal Revitalisasi Pasar Inpres Manonda Mulai 2026
- Sanggar Seni Kalena Rayakan Satu Dekade Lewat Pentas Seni PENA
- Petugas Rutan Palu Gagalkan Penyelundupan Sabu oleh Pengunjung Bercadar
- Porkot Palu 2025: 75 Peserta Adu Kecepatan di Arena BMX
Selain telur rebus, hiasan juga dilengkapi uang pecahan Rp2 ribu hingga Rp5 ribu, serta perlengkapan rumah tangga seperti gayung, baskom, dan bakul nasi.
Ketua RW Pasar Masomba, Muslimin, mengatakan tradisi tersebut sudah menjadi agenda tahunan pedagang pasar. Ia menyebut, perayaan itu sepenuhnya dilakukan secara swadaya.
“Perayaan ini kami gelar sebagai bentuk persatuan pedagang Pasar Masomba setiap tahun. Semua murni swadaya pedagang. Mungkin ada 1.000 butir telur yang digunakan dari puluhan pohon ini,” ungkap Muslimin.
Lebih dari sekadar perayaan, Muslimin menilai tradisi pohon telur juga menjadi hiburan tersendiri.
“Tradisi pohon telur ini tidak hanya menjadi simbol perayaan Maulid Nabi, tetapi juga menjadi ajang hiburan dan kebersamaan bagi para pedagang serta masyarakat yang beraktivitas di Pasar Masomba,” ujarnya.
Seorang pedagang, Aswin, menyebutkan setiap pohon biasanya dihiasi 40 hingga 45 butir telur.
Setelah prosesi barasanji, seluruh isi pohon itu akan diperebutkan sebagai bentuk berkah.
“Setiap tahun memang rutin kami buat. Siang nanti kita barasanji dulu sebagai ucapan syukur. Setelah barasanji, isi pohon telur ini direbutkan sebagai berkat,” katanya.
Tradisi rebutan pohon telur ini selalu menjadi momen yang ditunggu warga, sekaligus mempererat kebersamaan pedagang dan pengunjung pasar. (Rul)
